Profil Desa Kawungcarang

Ketahui informasi secara rinci Desa Kawungcarang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kawungcarang

Tentang Kami

Desa Kawungcarang di Kecamatan Sumbang, Banyumas, merupakan sentra ekonomi agraris yang unggul dalam produksi gula kelapa dan kerajinan tangan. Dengan lokasi strategis, desa ini memadukan tradisi industri rumahan dengan dinamika sosial yang aktif dan ters

  • Pusat Industri Gula Kelapa

    Desa Kawungcarang adalah salah satu produsen gula kelapa (gula merah) terbesar dan paling vital di Kecamatan Sumbang, yang menjadi tulang punggung perekonomian bagi mayoritas warganya.

  • Sentra Kerajinan Tangan

    Selain gula kelapa, desa ini dikenal sebagai pusat kerajinan tangan yang beragam, termasuk pembuatan sapu glagah, sangkar burung, dan berbagai produk anyaman yang menembus pasar regional.

  • Lokasi Strategis dan Dinamis

    Berbatasan langsung dengan ibu kota kecamatan dan jalur penghubung penting, Desa Kawungcarang memiliki dinamika sosial dan ekonomi yang tinggi, didukung oleh fasilitas publik yang memadai.

Pasang Disini

Berada tepat di jantung Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Desa Kawungcarang memantapkan dirinya sebagai pusat industri kerakyatan yang dinamis dan produktif. Desa ini bukan sekadar wilayah penyangga ibu kota kecamatan, melainkan sebuah entitas ekonomi yang kuat, bertumpu pada keahlian turun-temurun dalam produksi gula kelapa dan aneka kerajinan tangan. Dengan luas wilayah 113,85 hektare, Kawungcarang menjadi rumah bagi 6.588 jiwa, menjadikannya salah satu desa terpadat yang denyut kehidupannya ditandai oleh asap harum dari tungku gula dan ketekunan para perajin.

Lokasi Desa Kawungcarang sangat strategis. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Karangcegak dan Desa Karangturi. Sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Sumbang yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan. Sementara di sisi selatan dan timur, desa ini masing-masing berbatasan dengan Desa Karanggintung dan Desa Banjarsari Kulon. Kepadatan penduduknya yang mencapai 5.786 jiwa per kilometer persegi menggambarkan lanskap permukiman yang padat dan produktif. Kode pos untuk desa yang sibuk ini adalah 53183.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Berbasis Komunitas

Pemerintahan Desa Kawungcarang, di bawah arahan Kepala Desa, menjalankan fungsinya dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan kualitas infrastruktur dasar. Dengan populasi yang besar dan tingkat aktivitas ekonomi yang tinggi, pemerintah desa berperan krusial dalam menjaga stabilitas sosial dan memfasilitasi kebutuhan warganya. Struktur pemerintahan yang solid, terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan, kepala seksi, serta didukung oleh 4 Kepala Dusun, 8 Rukun Warga (RW) dan 44 Rukun Tetangga (RT), memastikan pelayanan publik dapat berjalan efektif dan merata.

Pembangunan di Desa Kawungcarang diarahkan untuk mendukung dua pilar utamanya: industri rumahan dan pertanian. Alokasi Dana Desa dan sumber pendapatan lainnya seringkali diprioritaskan untuk perbaikan jalan lingkungan dan gang-gang sempit yang menjadi akses utama bagi para perajin dan petani dalam mendistribusikan produk mereka. Pembangunan drainase juga menjadi fokus penting mengingat padatnya permukiman untuk mencegah genangan air saat musim hujan. "Kekuatan utama kami ada di tangan warga, di dapur-dapur produksi gula dan di beranda para perajin. Tugas pemerintah desa adalah memastikan akses mereka lancar dan usaha mereka terus berjalan," demikian semangat yang sering digaungkan dalam rapat-rapat desa.

Gula Kelapa: Emas Merah dari Kawungcarang

Jika ada satu produk yang menjadi identitas dan nadi kehidupan Desa Kawungcarang, itu adalah gula kelapa atau yang lebih dikenal sebagai gula merah. Desa ini merupakan salah satu sentra produksi gula kelapa terbesar dan terpenting di Kabupaten Banyumas. Hampir di setiap rumah, terutama di dusun-dusun tertentu, dapat ditemukan aktivitas pengolahan nira kelapa menjadi gula cetak. Keahlian ini bukan sekadar mata pencaharian, melainkan sebuah warisan budaya ekonomi yang telah menghidupi generasi demi generasi.

Prosesnya dimulai sejak dini hari, ketika para penderes (penyadap nira) memanjat puluhan pohon kelapa untuk mengambil nira yang terkumpul semalaman. Nira segar ini kemudian langsung diolah di atas tungku kayu bakar dalam wajan-wajan besar. Aroma manis yang khas menguar di seluruh penjuru desa, menjadi penanda aktivitas ekonomi yang tak pernah berhenti. Gula kelapa dari Kawungcarang terkenal memiliki kualitas premium, dengan warna, aroma, dan rasa yang khas, menjadikannya sangat diminati oleh pasar. Produk ini didistribusikan ke Pasar Sumbang, pasar-pasar besar di Purwokerto, hingga dikirim ke kota-kota besar lainnya di Indonesia. Industri ini menyerap hampir seluruh lapisan masyarakat, mulai dari penderes, pengolah, hingga pedagang.

Sentra Kerajinan Tangan yang Kreatif dan Produktif

Selain supremasi di industri gula kelapa, Desa Kawungcarang juga dikenal sebagai gudangnya para perajin terampil. Desa ini menjadi pusat bagi berbagai jenis kerajinan tangan yang produksinya juga dilakukan dalam skala industri rumahan. Salah satu yang paling terkenal adalah kerajinan sapu glagah. Para perajin dengan teliti merangkai bunga gelagah (rumput glagah) menjadi sapu lantai berkualitas yang awet dan efektif membersihkan debu.

Tidak hanya itu, kerajinan lain yang turut berkembang pesat adalah pembuatan sangkar burung. Para perajin sangkar burung dari Kawungcarang dikenal memiliki ketelitian dan sentuhan seni, menghasilkan produk yang tidak hanya fungsional tetapi juga indah. Berbagai jenis kerajinan anyaman dari bambu dan bahan alam lainnya juga diproduksi di sini, menghasilkan produk seperti tampah, keranjang, dan perabotan rumah tangga lainnya. Keberagaman sektor kerajinan ini menunjukkan kreativitas dan keuletan masyarakat Kawungcarang dalam memanfaatkan setiap peluang ekonomi dan sumber daya yang ada.

Dinamika Sosial dan Kehidupan Keagamaan

Dengan populasi yang besar dan padat, dinamika sosial di Desa Kawungcarang berjalan sangat aktif. Interaksi antarwarga terjalin erat, baik dalam konteks hubungan bertetangga maupun dalam aktivitas ekonomi. Semangat gotong royong dan kebersamaan masih menjadi fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat, terutama saat menghadapi hajatan besar atau membantu warga yang membutuhkan.

Kehidupan keagamaan juga menjadi pilar penting yang membentuk karakter masyarakat. Masjid dan puluhan musala yang tersebar di setiap dusun tidak pernah sepi dari kegiatan ibadah dan syiar Islam. Pengajian rutin, pendidikan Al-Qur`an untuk anak-anak (TPA/TPQ), dan peringatan hari besar Islam selalu diselenggarakan dengan meriah dan partisipasi penuh dari warga. Nilai-nilai religius ini menjadi kompas moral dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam etos kerja mereka sebagai petani dan perajin.

Sejarah dan Filosofi Nama Kawungcarang

Nama Kawungcarang sarat dengan makna dan cerminan dari identitas desa itu sendiri. Nama ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa (Sunda), yaitu kawung yang berarti pohon enau atau aren, dan carang yang berarti cabang atau ranting. Pohon enau (kawung) dan kelapa adalah sumber utama nira untuk pembuatan gula.

Filosofi di balik nama ini sangat jelas menggambarkan kondisi desa sejak zaman dahulu yang kemungkinan besar dipenuhi oleh pohon aren atau kelapa (kawung). Kata carang bisa jadi merujuk pada banyaknya cabang-cabang usaha atau produksi yang berasal dari pohon tersebut. Dengan demikian, nama Kawungcarang adalah sebuah potret historis yang merepresentasikan desa ini sebagai pusat pengolahan hasil dari pohon aren/kelapa. Nama ini adalah sebuah warisan yang terus dihidupi oleh masyarakatnya hingga kini melalui industri gula kelapa yang melegenda.

Menjaga Api Industri Kerakyatan

Desa Kawungcarang adalah contoh sempurna dari sebuah desa yang berhasil membangun perekonomiannya di atas fondasi kearifan dan keahlian lokal. Kekuatan mereka tidak terletak pada sumber daya alam berupa tambang atau lahan perkebunan korporat, melainkan pada ketekunan tangan-tangan warganya. Tantangan ke depan bagi Kawungcarang adalah regenerasi penderes dan perajin, inovasi produk untuk meningkatkan nilai jual, serta manajemen lingkungan dari limbah produksi (asap dan limbah padat). Dengan dukungan pemerintah desa yang berkelanjutan dan semangat kewirausahaan yang terus menyala, Desa Kawangcarang akan terus menjadi dapur ekonomi yang vital bagi Kecamatan Sumbang dan Kabupaten Banyumas, menjaga api industri kerakyatannya agar tak pernah padam.